Senam hamil bisa dimulai sedini mungkin. Intinya adalah ibu hamil tetap
perlu olah raga agar peredaran darah menuju plasenta lancar. Jenis olah raganya tentu disesuaikan dengan kondisi kehamilan misalnya buat ibu
penderita hyperemesis ( muntah berlebihan pada masa kehamilan ) hanya disarankan olah raga ringan semisal jalan sekitar rumah. Olah raga yang
tidak disarankan buat ibu hamil terutama pada trimester awal adalah bersepeda dan angkat berat ( wihh.. sakti yaa maksudnya meangkat beban
berat semisal belanjaan yang berat atau cucian menjelang di jemur , satu
satu aja kali yaa bawanya ). Sementara Olah raga yang cocok untuk ibu hamil segala usia mulai dari awal hingga menjelang kelahiran adalah
berenang karena olah raga ini selain tidak mempunyai benturan yang keras (
kecuali kalau kepeleset di kolam ) sebagian berat badan juga ditanggung oleh air sehingga tidak membuat janin stress.
Di Jerman dikenal istilah GeburtvorbereitungGymnastik ( Senam persiapan
melahirkan ) dimulai sejak kehamilan memasuki bulan ke tujuh. Senam ini diadakan oleh kursus kursus persiapan
kelahiran di rumah sakit atau Bidan dan biayanya ditanggung oleh Krankenkasse ( Asuransi kesehatan
). Uniknya sebagian besar kursus juga diikuti oleh para calon bapak. Buat
calon bapak diajarkan bagaimana cara meringankan penderitaan ibu menjelang
kelahiran mulai dari pijat sampai psikologi kelahiran.
Sementara para ibu selain terapi psikologis persiapan menjadi ibu, juga
diajarkan ttg mengatasi rasa sakit, Senam untuk menguatkan otot panggul dan otot disekitar jalan lahir, simulasi melahirkan dan perawatan bayi
baru lahir.
(Sumber : Arztliche Ratgeber Magazine, Majalah Ayah Bunda edisi khusus
Kehamilan tahun 1997 )
Sekedar tambahan sekarang ini populer terapi psikologis kelahiran dengan
hadirnya suami di kamar bersalin, sekedar pengalaman bahwa ternyata hadirnya suami pada detik detik
perjuangan hidup mati itu betul betul dukungan yang tak ternilai buat ibu selain itu ikatan
psikologis antara ayah dan anak sudah dapat dijalin sejak ubun ubun anak tampak pada
jalan lahir ( dengan doa dan mengajak bicara anak )hingga anak lahir, menangis,
digunting tali pusar ( di Jerman Ayah mendapat kehormatan untuk menggunting tali pusar anak ) hingga saat mengadzankan, sehingga
tanggung jawab mendidik dan membesarkan anak yang sedianya harus dijalani berdua
dapat berjalan lebih baik lagi.
Masalahnya di Indonesia cara ini kurang begitu populer seringnya para
calon ayah diusir dari kamar bersalin karena dianggap merepotkan, untuk itu perlu dikomunikasikan dengan dokter yang menangani kehamilan sejak
awal.