MABES - Berita

 

 

MEMILIH HEWAN QURBAN SEHAT
Posting 26/02/01 by Yono

Menyusul merebaknya kasus anthrax di Kabupaten Bogor, masyarakat
diimbau  tidak  makan  daging sate. Pasalnya, kuman anthrax yang berbentuk spora (Bacillus anthracis) tidak mati pada suhu tinggi.

Apalagi  daging  kambing  atau  sapi yang dibakar (disate) biasanya hanya matang pada  bagian  luarnya saja, sementara bagian dalamnya tetap mentah atau
setengah matang.  Sementara kuman anthrax baru mati bila dimasak sempurna dengan suhu 100 derajat selama 15 menit.

Salah  satu  pencegahan  lain  yang  bisa  dilakukan masyarakat, harus dihindari kontak  langsung  (bersentuhan)  atau  memakan  bahan makanan seperti daging dan jerohan yang berasal dari hewan yang dicurigai terkena anthrax.

Bisa  juga  menghindarinya  dengan  mencuci  tangan  sebelum makan, atau mencuci sayuran dan buah-buahan hingga bersih sebelum dimakan.

Dalam   informasi   yang  disebar luaskan  Dinas  Peternakan  Bogor disebutkan,tanda-tanda  klinis pada  manusia  biasanya  kerap  terlihat  bentuk kulit atau anthrax  lokal,  demam tinggi, nyeri pada daerah luka, membentuk
bungkul/semacam bisul  merah  dan pucat (cenang), serta karbungkel hitam (cenang hideung). Namun bila  yang  terserang  daerah  usus  karena memakan daging yang terinfeksi kuman anthrax,  maka  akan  terjadi  rasa  nyeri  di  bagian perut, muntah-muntah atau
kekakuan (kram) perut yang bisa berakhir dengan kematian.

Sedangkan  cenang  hideung  biasa terlihat di bagian tengkuk. Menurut keterangan seorang  dokter di sebuah puskesmas di Bogor yang belakangan ini kerap menangani pasien anthrax, dr Nana Mulyana, ada seorang ibu yang terjangkit anthrax setelah dia mencium daging yang akan dimasaknya. 

Daging  yang  ternyata  telah terkena kuman anthrax ini menular di bagian hidung ibu  tersebut.  Pasalnya,  kuman  anthrax  yang  mematikan  menempel  di bagian
hidungnya  dan  menyebabkan  bisul bernanah, sedangkan tangannya terbebas karena yang bersangkutan  telah mencuci tangan setelah memegang daging tersebut.
Bisul anthrax bisa menyebar bila nanah bisul menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Sementara  tanda-tanda  klinis  pada  ternak, biasanya ternak itu akan mengalami demam  tinggi  sekitar 41,5 derajat, sesak nafas,  gemetaran, nafsu makan hilang,
depresi  atau  gelisah,  kejang-kejang, produksi susu menurun, terjadi keguguran dan  pada  puncaknya  akan keluar darah kehitaman melalui dubur, mulut serta air seninya.

Cara  penularannya,  bisa  ditularkan hewan sakit kepada hewan yang sehat secara langsung  atau  biasa  juga  melalui  hubungan  dengan tanah netral yang
menjadi inkubator  kuman  anthrax,  serangga  penghisap darah, makanan atau minuman
yang tercemar  dan  percikan darah yang menempel pada permukaan kulit. Sedangkan bagi manusia  bisa  terinfeksi  melalui  kulit  yang  terluka  dan makan daging
hewan penderita anthrax.

Biasanya  dalam waktu kurang dari 24 jam hewan terjangkit anthrax itu akan mati, demikian juga halnya dengan manusia yang terjangkit kuman anthrax.

Dinas  Peternakan  Bogor  mengimbau  agar seluruh pengelola peternakan melakukan vaksinasi  ternak  setiap  tahun  dan  mengasingkan  hewan yang telah
terinfeksi anthrax agar tidak terjadi kontak dengan hewan yang sehat.

Ternak  yang  sakit juga tidak boleh terpotong dan bangkainya tidak boleh dibuka tetapi  segera  dibakar  atau  dikubur.  Selain itu, kandang dan peralatan bekas
ternak  yang  sakit  anthrax  harus  disucihamakan  atau dibakar bila tidak bisa disucihamakan.  Hewan  yang  mati akibat penyakit ini juga jangan sampai dimakan
oleh hewan pemakan bangkai atau daging.

Setiap  anggota  masyarakat  juga  diimbau  agar melaporkan kejadian yang diduga terkait   dengan penyebarluasan   penyakit   anthrax   ke   dinas peternakan
setempat

 

Back to Mabes Berita

 

Copyright ©  Sang Pengelola Allright Reserved.