Krisis
multidimensional yang terjadi di Negara Republik Indonesia telah
berjalan hampir 4 tahun. Diawali dengan krisis moneter, kemudian
diikuti oleh krisis kepercayaan sampai akhirnya berujung pada masalah
disintegrasi bangsa. Ibarat bola salju yang mengelinding yang semakin
besar, persoalan di Republik ini pun makin susah untuk terselesaikan.
Dan akibat dari keterpurukan ekonomi tersebut, negara Indonesia sudah
termasuk kedalam kelompok negara miskin di dunia akibat “Gross
Bruto” rata-rata masyarakat Indonesia yang
semakin kecil.
Komponen
yang paling merasakan imbas dari krisis tersebut tidak lain adalah
masyarakat kelas bawah. Minimnya
peluang kerja, kasus PHK, pengungsian, bencana alam, dan masih banyak lagi penderitaan
yang menjadi menu dalam kehidupan masyarakat kecil. Lebih
perih lagi terasa, karena ternyata anak-anak yang akan menjadi tulang
punggung pembangunan negara ternyata menjadi pesakitan yang paling
banyak harus dibantu akibat kehilangan orang tua & harta benda
akibat dari begitu banyaknya konfrontasi dan bencana alam yang terjadi
dalam 2 tahun belakangan ini.
MABES
sebagai sebuah komunitas dalam masyarakat, sedikit banyak turut
terimbas akibat krisis tersebut, tapi Alhamdulillah, masih dalam level
tidak terlalu besar. Masing-masing diri masih memiliki potensi yang
cukup untuk dapat membantu saudara-saudara kita yang lain sebagai
bentuk tanggung jawab MABES terhadap masyarakat yang membesarkan serta
mematangkan setiap kekuatan yang ada padanya.
“Senyuman
pada saudaramu, perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat,
menunjukkan jalan bagi orang yang sesat, menghilangkan gangguan duri
dan tulang dari jalan, menuangkan air yang ada dalam timbamu ke dalam
timba saudaramu dan menuntun orang yang lemah penglihatan, semua itu
adalah sedekah” (al Hadis)